Friday, October 29, 2010

ilmu dan pengetahuan

Sering kali kita bertemu dengan orang yang membedakan antara ilmu dan pengetahuan, meski sering lagi kita bertemu dengan orang yang menganggap sama ilmu dan pengetahuan. Sebenarnya ilmu dan pengetahuan itu berbeda.

Ilmu: Jika seseorang berhasil mengatasi suatu permasalahan dengan pikiran, intuisi dan kemampuan pribadi lainnya itu disebut ilmu.

Pengetahuan: Jika seseorang mengetahui dari buku, orang lain atau media lainnya. Dan dia sendiri belum pernah mempraktekannya maka disebut pengetahuan.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik di uji dengan seperangkat metode yang di akui dalam bidang ilmu tertentu. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemology. Contoh: ilmu alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal bahani atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit.

Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm"[3] yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.

Syarat-syarat Ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu[4]. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Ciri-ciri Ilmu
Ilmu adalah sebahagian daripada aspek kognitif yang terdapat dalam diri manusia. Maka dengan itu ilmu adalah berkaitan dengan aspek kognitif manusia yang lain seperti pengetahuan, pengalaman, dan juga perasaan. Tetapi pada masa yang sama, ilmu adalah berbeza dengan perkara-perkara ini dan ciri-cirinya adalah seperti berikut:

Ilmu boleh dipertuturkan
Ciri ini membezakan ilmu dengan perasaan dan pengalaman. Contohnya, sesetengah “pengalaman diri” seperti mimpi adalah sukar dipertuturkan melalui bahasa. Tetapi bagi ilmu, ia haruslah sesuatu yang dapat dipertuturkan melalui bahasa.
Ilmu mempunyai nilai kebenaran
Sesuatu yang digelar sebagai ilmu biasanya dianggap benar. Ciri ini membezakan pengucapan ilmu dengan pengucapan sasastera yang biasanya mengandungi unsur-unsur tahayul.
Ilmu adalah objektif
Ciri ini bermaksud bahawa ilmu adalah sesuatu yang tidak dapat diubah menurut keinginan ataupun kesukaan seseorang individu.
Ilmu diperolehi melalui kajian
Ilmu adalah hasil daripada kajian. Ia bukanlah sesuatu rekaan. Ilmu mengenai cara memeroleh ilmu itu dikenali sebagai perkaedahan penyelidikan ilmiah
Kandungan Ilmu sentiasa bertambah
Ilmu adalah sentiasa berada dalam proses pertemabahan, pemantapan dan penyempurnaan.

Penjenisan Ilmu
Ilmu boleh dibahagikan kepada beberapa jenis menurut kriteria yang tertentu. Pada masa kini, ilmu lazimnya dibahagi kepada 3 kategori yang besar yakni:

Sains Fizikal
Fizik
Kimia
Biologi
Perubatan
Farmasi
Kejuruteraan
Matematik
Astronomi
Lain-lain lagi
Sains Sosial
Sosiologi
Antropologi
Geografi Manusia
Sejarah
Politik
Perundangan
lain-lain
Sains Kemanusiaan
Bahasa
Falsafah
Seni
kesusasteraan
lain-lain

Penjenisan ilmu dengan cara ini adalah diterima oleh masyarakat umum. Dalam penjenisan ini, sains tabii mewakili bidang ilmiah yang mengkaji benda-benda fizikal semula jadi, yakni benda-benda yang bukan dicipta oleh manusia. Manakala sains sosial pula merupakan bidang ilmiah yang mengkaji masyarakat manusia yang merupakan sesuatu yang terbina oleh manusia sendiri tetapi pada masa yang sama juga merupakan sesuatu yang objektif kepada manusia. Manakala sains kemanusiaan pula, adalah mengkaji perkara-perkara yang dicipta oleh kreativiti manusia semata-mata.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 2001, ilmu artinya adalah pengetahuan atau kepandaian. Dari penjelasan dan beberapa contohnya, maka yang dimaksud pengetahuan atau kepandaian tersebut tidak saja berkenaan dengan masalah keadaan alam, tapi juga termasuk “kebatinan” dan persoalan-persoalan lainnya. Sebagaimana yang sudah kita kenal mengenai beberapa macam nama ilmu, maka tampak dengan jelas bahwa cakupan ilmu sangatlah luas, misalnya ilmu ukur, ilmu bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat, ilmu tauhid, ilmu mantek, ilmu batin (kebatinan), ilmu hitam, dan sebagainya. Kata ilmu sudah digunakan masyarakat sejak ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia, bahkan sebelum ada kata ilmu sudah dikenal kata-kata lain yang maksudnya sama, misalnya kepandaian, kecakapan, pengetahuan, ajaran, kawruh, pangrawuh, kawikihan, jnana, widya, parujnana, dan lain-lain. Sejak lebih dari seribu tahun yang lampau nenek moyang bangsa kita telah menghasilkan banyak macam ilmu, contohnya kalpasastra (ilmu farmasi), supakasastra (ilmu tataboga), jyotisa (ilmu perbintangan), wedastra (ilmu olah senjata), yudanegara atau niti (ilmu politik), wagmika (ilmu pidato), sandisutra (sexiology), dharmawidi (ilmu keadilan), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ada yang mencoba membedakan antara pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science). Pengetahuan diartikan hanyalah sekadar “tahu”, yaitu hasil tahu dari usaha manusia untuk menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa batu, apa gunung, apa air, dan sebagainya. Sedangkan ilmu bukan hanya sekadar dapat menjawab “apa” tetapi akan dapat menjawab “mengapa” dan “bagaimana” (why dan how)., misalnya mengapa batu banyak macamnya, mengapa gunung dapat meletus, mengapa es mengapung dalam air. Pengetahuan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi ilmu apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu obyek kajian, metoda pendekatan dan bersifat universal. Tidak selamanya fenomena yang ada di alam ini dapat dijawab dengan ilmu, atau setidaknya banyak pada awalnya ilmu tidak dapat menjawabnya. Hal tersebut disebabkan ilmu yang dimaksud dalam terminologi di sini mensyaratkan adanya fakta-fakta.

Filsafat adalah suatu ilmu yang kajiannya tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja melainkan sampai jauh diluar fakta hingga batas kemampuan logika manusia. Batas kajian ilmu adalah fakta sedangkan batas kajian filsafat adalah logika atau daya pikir manusia. Ilmu menjawab pertanyaan “why” dan “how” sedangkan filsafat menjawab pertanyaan “why, why, dan why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia (munkin juga pertanyaan-pertanyaannya terus dilakukan sampai never ending).. Sementara ada yang berpendapat bahwa filsafat pada dasarnya bukanlah ilmu, tetapi suatu usaha manusia untuk memuaskan dirinya selagi suatu fenomena tidak / belum dapat dijelaskan secara keilmuan. Sebagai contoh dulu orang percaya bahwa orang yang sakit lantaran diganggu dedemit, meletusnya gunungapi adalah akibat dewa penguasa gunung tersebut murka, gempabumi terjadi karena Atlas dewa yang menyangga bumi “gagaro lantaran ateul bujur”, dan masih banyak lagi. Ada orang yang menamakannya ilmu, ada yang menamakannya ilmu pengetahuan dan ada pula yang menamakannya sains.

Sifat - Sifat Ilmu

Dari definisi yang diungkapkan Mohammad Hatta dan Harjono di atas, kita dapat melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu yang :

1 . Berdiri secara satu kesatuan
2 . Tersusun secara sistematis
3 . Ada dasar pembenarannya ( ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data )

4 . Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset
5 . Communicable , ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami
6 . maknanya Universal , ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini
7 . Berkembang , ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan dan penemuan-penemuan baru . Sehingga manusia mampu menciptakan pemikiran-pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya

Dari penjelasan di atas , kita dapat melihat bahwa tidak semua pengetahuan dikategorikan ilmu . Sebab , definisi pengetahuan itu sendiri sebagai berikut : Segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktivitas panca indera untuk mengetahui , yaitu terungkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya , sedangkan ilmu menghendaki lebih jauh , luas , dan dalam dari pengetahuan .
Mengapa ilmu hadir?
Pada hakekatnya , manusia memiliki keingintahuan pada setiap hal yang ada maupun yang sedang terjadi di sekitarnya . Sebab banyak sekali sisi - sisi kehidupan yang menjadi pertanyaan dalam dirinya . Oleh sebab itulah timbul pengetahuan ( yang suatu saa t) setelah melalui beberapa proses beranjak menjadi ilmu .
Bagaimanakah manusia mendapatkan ilmu?
Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna , yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran . Dengan akal dan pikiran inilah manusia mendapatkan ilmu seperti ilmu pengetahuan sosial , ilmu pertanian , ilmu pendidikan , ilmu kesehatan , dan lain - lain . Akal dan pikiran memproses setiap pengetahuan yang diserap oleh indera - indera yang dimiliki manusia .
Dengan apa manusia memperoleh , memelihara , dan meningkatkan ilmu ?
Pengetahuan kaidah berpikir atau logika merupakan sarana untuk memperoleh , memelihara , dan meningkatkan ilmu . Jadi ilmu tidak hanya diam di satu tempat atau di satu keadaan . Ilmu pun dapat berkembang sesuai dengan perkembangan cara berpikir manusia .
Arti Pengetahuan Menurut Para Ahli

Dengan adanya zaman yang semakin berubah dan ilmu pengetahuan juga berkembang maka sudah saatnya kita coba menggali kedalam diri kita sendiri lalu berani untuk bertanya apa yang sudah kita berikan pada kehidupan ini dari ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari . Apakah benar kita sudah belajar ? Ataukah kita sebenarnya dibelajarkan ? Proses perjalanan waktu dan usia pada diri manusia akan dapat menjawab pertanyaan tersebut . Tanpa kita sadari apapun yang kita peroleh dari kehidupan ini adalah pengalaman yang berarti jika disadari sepenuhnya . Tetapi kadang kita lupa bahwa apa yang kita peroleh itu kita anggap sebagai usaha sendiri , dalam arti tidak ada campur tangan sesuatu yang lain dari diri ini . Maka manusia dengan ketidaktahuannya atau dengan kesombongannya tidak menelusuri asal usul dan arti ilmu pengetahuan itu sendiri . Akibat dari semua ini kita menjadi korban ketidaktahuan dan kesombongan diri sendiri .

Dalam bahasa Jawa terdapat kata Kawruh dan Ngelmu . Kawruh dalam hal ini dapat diartikan sebagai ilmunya pengetahuan , sedangkan Ngelmu adalah pengetahuannya ilmu . Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain , yang berbeda adalah ciri dan caranya . Tetapi mari kita mencoba bersama menggali ciri dan cara dari proses “ adanya ” sehingga “ menjadi ” yang dinamakan Ilmu pengetahuan tadi . Dengan pemikiran yang jernih tanpa adanya penolakan ataupun penerimaan yang dapat menimbulkan selisih pendapat atau persamaan pendapat , kita terlebih dulu menyatukan pikiran dan sikap yang sama bahwa kita saat ini sedang “ dibelajarkan “ . Dengan kerendahan hati kita siap menerima untuk dibelajarkan yang asalnya adalah dari diri kita sendiri . Jika ada penolakan berarti menolak diri kita sendiri . Jika ada penerimaan maka kita menerima diri kita sendiri . Segala sesuatu biarlah terjadi apa adanya .

Dalam beberapa tahun belakangan ini kita melihat adanya perubahan yang mendasar dari evolusi kesadaran manusia yaitu mencari indentitas dirinya . Maka dimana - mana muncul berbagai macam cara untuk memperoleh apa yang dinamakan ilmu pengetahuan tentang jati diri dan cara memperolehnya . Orang yang membawa ilmu pengetahuan inipun berbeda dalam ciri dan caranya sehingga muncul juga penafsiran yang berbeda tergantung sejauh mana pengertian yang ia diperoleh . Ilmu pengetahuan adalah pengumpulan pengertian tentang suatu hal yang kita dapat karena “ tahu ” .

ari kita mencoba bersama menggali ciri dan cara dari proses “adanya” sehingga “menjadi” yang dinamakan Ilmu pengetahuan tadi. Dengan pemikiran yang jernih tanpa adanya penolakan ataupun penerimaan yang dapat menimbulkan selisih pendapat atau persamaan pendapat, kita terlebih dulu menyatukan pikiran dan sikap yang sama bahwa kita saat ini sedang “dibelajarkan“. Dengan kerendahan hati kita siap menerima untuk dibelajarkan yang asalnya adalah dari diri kita sendiri. Jika ada penolakan berarti menolak diri kita sendiri. Jika ada penerimaan maka kita menerima diri kita sendiri. Segala sesuatu biarlah terjadi apa adanya. Wallahualam. Dalam beberapa tahun belakangan ini kita melihat adanya perubahan yang mendasar dari evolusi kesadaran manusia yaitu mencari indentitas dirinya. Maka dimana-mana muncul berbagai macam cara untuk memperoleh apa yang dinamakan ilmu pengetahuan tentang jati diri dan cara memperolehnya. Orang yang membawa ilmu pengetahuan inipun berbeda dalam ciri dan caranya sehingga muncul juga penafsiran yang berbeda tergantung sejauh mana pengertian yang ia diperoleh. Ilmu pengetahuan adalah pengumpulan pengertian tentang suatu hal yang kita dapat karena “tahu”.

Tahu berarti :

- menyerap perangsang indera
- berkesan dan
- mengerti kesan itu

Proses dari menerima perangsang indera bisa kita alami melalui :

- Melihat – indera penglihat
- Mendengar – indera pendengar
- Mencium – indera pencium
- Meraba – indera perasa
- Merasa – indera pengecap

Jadi untuk mengerti adalah suatu peristiwa pikiran , tetapi dasar dari timbulnya pengertian bisa merupakan :

A . Daya kodrat manusia yaitu :

- mengerti karena memikir
- mengerti karena merasa

B . Daya kegaiban Gusti , yaitu :
- mengerti karena terbuka hati
Indera adalah penerima perangsang , sedangkan pernyataan adalah karya pikiran dan kehendak . Semua pengumpulan pengertian tentang setiap hal yang ada di dunia ini dan pengertian tersebut merupakan hasil dari tahu , maka itu dinamakan ilmu pengetahuan .

Ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 macam :
- Ilmu pengetahuan exacta ( nyata )
- Ilmu pengetahuan abstrak ( tanpa wujud )

Kedua ilmu pengetahuan ini berasal dari penerapan indera . Semua ilmu pengetahuan baik exacta atau yang abstrak ada jalan untuk mempelajarinya yaitu :
- langsung atau tidak dibutuhkan guru
- banyak atau sedikit dipergunakan buku
- dasar pelajaran diletakkan pada kecerdasan otak

Hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan exacta atau nyata yaitu pengertian nyata , sedangkan hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan abstrak yaitu pengertian rohani . Pengertian nyata tentang hukum - hukum alam dapat menuntun kita menyingkap rahasia alam misalkan tentang bulan , bintang , matahari , planet , atau air , tumbuhan , dll . Tetapi pengertian rohani tidak mampu menuntun kita untuk mengungkap rahasia rohani atau rahasia ketuhanan . Pengertian rohani sifatnya adalah mati sedangkan rahasia ketuhanan adalah rahasia yang sifatnya hidup atau disebut juga “ Daya Hidup ” . Mengapa kita katakan bahwa pengertian rohani bersifat mati , artinya ilmu pengetahuan abstrak sebatas pengertian rohani dalam diri kita itu tidak bisa tumbuh dan tidak bisa bertambah dengan sendirinya , selain dari diri kita yang berusaha untuk menambahnya dengan :

- banyak membaca
- menambah pelajaran
- mengadakan diskusi dan lain sebagainya

Semua hasil dari penambahan pengertian rohani berasal dari pemikiran dan semua karya pikiran ialah ilmu pengetahuan yang sifatnya mati , karena itu untuk mempelajari ilmu pengetahuan dibutuhkan guru dan buku . Mempelajari daya hidup dengan ilmu pengetahuan abstrak berarti kita mempergunakan pengertian yang mati untuk mempelajari daya yang hidup . Dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang nyata , kita juga mempergunakan pengertian yang mati tetapi untuk hal yang sifatnya juga mati, dan merupakan fakta nyata yang bisa diserap , dipikir , dan dikongklusi . Dengan cara berpikir demikian dapat membawa kita maju dalam ilmu pengetahuan yang dipelajari . Dalam mempergunakan pengertian mati untuk mempelajari daya hidup yang tanpa wujud kita tidak menemukan fakta nyata lahiriyah guna bahan pencerapan , perbandingan dan pemikiran . Tiap kongklusi yang diambil dengan kecerdasan otak tentu hanya dikira - kira , dan tidak berdasarkan fakta nyata . Maka sebab itulah pengertian rohani terhadap daya hidup sifatnya adalah mati . Dengan kecerdasan otak saja , kita tidak bisa mempelajari daya hidup apalagi tanpa guru atau tanpa buku . Jika kita melihat ilmu ketuhanan sebagai ilmu pengetahuan berpijak dari percaya akan adanya Tuhan . Seandainya kepercayaan akan adanya Tuhan itu tidak ada , maka ilmu pengetahuan dengan sendirinya tidak ada juga . Maka untuk mempelajari ilmu pengetahuan tentang ketuhanan kita tidak diharuskan untuk percaya bahwa Tuhan itu ada . Misalkan seorang atheis juga bisa mempelajari ilmu pengetahuan ketuhanan karena ilmu pengetahuan seperti yang telah kita bahas sebelumnya berproses dari panca indera sampai pada otak hingga timbul pengertian - pengertian hasil dari ilmu pengetahuan yang kita pelajari .


Demikian sedikit ringkasan dari apa yang kita sebut " Ilmu Pengetahuan " agar kita juga mengerti dan merobah sejenak pola pikir tentang arti dari ilmu pengetahuan itu sendiri . Inilah yang disebut dalam bahasa jawa , Kawruh yaitu “ Tuman duking weruh ” atau penerapan indera dan kecerdasan otak . Setelah kita mengerti tentang Ilmu pengetahuan atau kawruh itu tadi maka kita akan beranjak pada proses yang selanjutnya yang dinamakan Ngelmu atau bisa diartikan Pengetahuannya Ilmu agar mudah diserap oleh panca indera kita . Marilah kita persiapkan diri kita untuk “ dibelajarkan ” tentang proses dari apa yang disebut Ngelmu itu . Pengetahuannya ilmu disini adalah mengenai apa yang disebut “ Daya hidup ” . Ngelmu dalam arti suatu cara untuk mendalami ilmu pengetahuan tentang daya hidup . Dari daya hidup inilah adanya tuntunan dan pengertian dimana daya hidup itu sendiri ingin dimengerti dan tetap dibiarkan hidup . Daya hidup yang ingin dimengerti itulah yang akan jadi guru dan buku yang dapat terjamin keabsahannya . Kalau daya yang kita hidupi itu memang bersumber dari daya hidup , sudah selayaknya kalau dapat menghidupi kita dengan pengertian - pengertian tentang kehidupan .

Seperti awalnya mari kita samakan pikiran dan sikap kita untuk “ dibelajarkan ” tentang cara mendalami ilmu pengetahuan dari daya hidup . Dalam bahasa jawa adalah ngelmu atau bahasa Indonesia umumnya ada istilah menuntut ilmu . Begitu banyak hal yang kita dengar tentang orang yang menuntut ilmu ini dan itu yang pada akhirnya bagaimana manusia itu sendiri berpijak pada apa yang menjadi pilihan dan keyakinannya dan tanggung jawab apa yang telah dia lakukan setelah dia mendapatkan hasil dari ngelmu itu . Apakah manusia itu sendiri menyadari daya hidup yang dipakainya menghasilkan suatu daya kerja yang bermanfaat untuk dirinya ? Atau hanya sekedar ikut - ikutan tanpa mengerti terlebih dahulu ? kembali lagi pada diri manusianya .
Untuk lebih jelasnya ngelmu adalah cara untuk mendalami pengetahuan tentang daya hidup . Karena daya hidup akan bekerja sesuai dengan fungsinya yang disebut daya kerja yang dihidupkan oleh manusia sendiri . Sumber asalnya dari daya hidup di dalam diri manusia . Ngelmu dibedakan dalam 3 macam menurut daya kerja yang dipakai , yaitu :

- Mengikuti daya kerja : Setan atau roh
Tujuan : Kepuasan hidup semata
Umpama : Tenung, Santet, prewangan dll

- Mengikuti daya kerja : Sukma manusia
Tujuan : Keutamaan hidup
Umpama : Pencak silat , Sedulur papat lima pancer dll

- Mengikuti daya kerja : Daya asal
Tujuan : Kesempurnaan jiwa
Umpama : Ilmu kesukmaan

Maka disini kita akan ikuti adalah daya kerja yang bersumber dari daya asal serta tujuannya adalah kesempurnaan jiwa . Seperti seorang anak yang ingin mengerti ilmu pasti , tidak bisa seketika belajar aljabar atau ilmu ukur , tetapi harus mulai dengan sendi hitungan . Demikian pula pandangan rohani kita dalam hidup berngelmu . Pengertian rohani mengada dalam diri kita karena terbukanya hati tehadap kekekalan . Pengertian ini kita terima bertahap sesuai dengan hidup berngelmu yang kita tekadkan . Tidak ada insan yang mampu menerima pengertian tentang kekekalan dengan sekaligus . Karena kemampuan berpikir dan kemampuan merasa manusia itu ada batasnya .

Manusia itu pada dasarnya tidak bisa memikirkan tentang sesuatu yang di dunia ini tidak ada . Maka dengan sendirinya hidup berngelmu tidak akan mempunyai pengertian tentang soal rohani kalau belum di beri karunia pengertian , karena dalam hidup berngelmu tidak dikenal guru dan buku . Selama kita masih menghayati hidup berngelmu maka kita berarti masih ada dalam sendi hitungan rohani . Umpama sebatang pohon tidak akan langsung menjadi besar dan menghasilkan buah, karena segala sesuatu minta waktu untuk pertumbuhannya . Begitu juga dengan manusia yang minta waktu sesuai dengan kedewasaan pikirnya . Dengan cara belajar yang demikian itu , maka sebagian besar dari pengertian rohani yang kita dapatkan tidak berasal dari pemikiran kita tapi dari daya hidup itu sendiri . Karenanya pengertian yang diperoleh dari hidup berngelmu datang dengan sendirinya tanpa adanya usaha pemikiran tidak dinamakan pengertian rohani tapi terang rohani .

Terang rohani berasal dari daya hidup , bukan dari pikiran manusia . Terang rohani ialah pengertian hidup , pengertian yang mampu membimbing semua peminatnya . Jadi dapat disimpulkan bahwa dari ilmu pengetahuan didapat pengertian rohani yang sifatnya mati sedangkan dari ngelmu didapat terang rohani yang sifatnya hidup . Karena terang rohani itu hidup , artinya dengan sendirinya akan tumbuh sesuai dengan tekad hidup kita . Untuk mempelajari daya hidup dengan berngelmu kita tidak perlu banyak membaca , mencari pelajaran atau mengadakan diskusi dll , karena daya hidup yang kita ikuti daya kerjaNya ialah tuntunan kita , pelajaran kita , nasehat kita dll . Didalam hidup berngelmu daya hidup yang diikuti daya kerjaNya tidak dimatikan , supaya senantiasa menjadi pengganti guru dan buku yang selama ini kita pelajari , contohnya buku filsafat atau buku tentang pengalaman rohani orang lain . Ngelmu kesempurnaan berpijak dari kenyataan adanya daya gaib didalam kehidupan yang gumelar , tanpa adanya daya gaib ini , maka ngelmu kasempurnaan tidak akan ada . Seorang yang atheis bisa mempelajari ilmu ketuhanan melalui pengetahuan atau kawruh tapi dia tidak bisa mempelajari dengan ngelmu , karena kita akan mengikuti daya kerjaNya . Ngelmu bukan merupakan soal yang dapat dicapai dengan kecerdasan otak , tetapi dengan penyerahan diri total .

Dasar dari ilmu pengetahuan atau kawruh dan ngelmu adalah sama yaitu :

- kebutuhan manusiawi
- keinginan untuk tahu

Sedangkan perbedaannya adalah :

- demi pengetahuan
- demi perlunya

Tetapi dengan berngelmu kita cuma bisa bertujuan demi perlunya . Ilmu filsafat tidak sama dengan ngelmu . Filsafat adalah pikiran yang mendalam tentang jiwa . Ilmu jiwa dan filsafat merup akan pengeterapan indera digolongkan dalam kawruh .

No comments:

Post a Comment