Monday, October 31, 2011

MUSISI JALANAN


Untuk mempertahankan hidup di Jakarta adalah memiliki uang dan untuk mendapatkan uang, seseorang mesti bekerja. Ada sekian banyak pekerjaan di Ibu Kota, namun pada pembahasan kali ini saya akan membahas tentang Musisi Jalanan atau biasa disebut dengan pengamen.
Musisi Jalanan / Pengamen adalah lapangan pengerjaan yang tidak memiliki pendapatan tetap dan biasanya ini profesi masyarakat kelas bawah.
Musisi Jalanan ini bekerja dengan menjual suaranya dengan bernyanyi dengan diiringi alat musik atau sekedar tepukan tangannya. Alat musik yang biasa dipakai adalah gitar, namun tidak jarang juga kecrekan, tamtam, atau bahkan ada yang seperti band berjalan membawa soundsystem, gitar listrik, piano, speaker dan mic. Tergantung pada modal dan kemampuan tiap pengamen.

Musisi Jalanan tidak 100% adalah masyarakat kurang mampu yang menjalankannya karena tuntutan hidup, melainkan ada juga yang menjalankannya sebagai hobby. Ini biasanya anak muda yang hobby bernyanyi / menjalankan profesi sebagai musisi jalanan hanya ingin menyalurkan bakatnya namun dia bukan termasuk dari keluarga kurang mampu.
Para musisi jalanan ini tidak tetap tempat mengamennya, dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu bis ke bis yang lain, dari satu kereta ke kereta yang lain. Namun ada juga yang tetap, biasanya seperti di tempat makan dan dia sudah rutin mengamen disitu.
Penghasilan merekapun minimal Rp 5.000 - Rp 10.000 untuk yang mengamen di kereta (pergerbong) ataupun di bis kota. Dan untuk pengamen di lampu merah, mereka lebih mendapat penghasilan sedikit, minimal Rp 1.000 – Rp 5.000.
Kebanyakan masyarakat menilai para musisi jalanan ini dari kemampuannya. “Jika dia bernyanyi bagus, saya beri duit, jika tidak maka tidak.” Ini kerap kali menjadi pertimbangan orang untuk memberi duit pada pengamen atau tidak.
Musisi Jalananpun tidak sepenuhnya berbakat dengan profesinya (pandai bernyanyi). Bahkan banyak dari mereka yang hanya asal-asalan bernyanyi dengan tepukan tangan, ucapan vokal yang tidak jelas dan durasi waktu yang sebentar, lalu mereka mulai meminta-minta. Ini terkadang membuat kesal masyarakat karena seolah dia tidak berusaha mengeluarkan kemampuannya dan hanya asal-asalan saja untuk mendapat duit. Namun banyak juga masyarakat yang memiliki belas kasihan yang tinggi sehingga mereka tidak memperhitungkan bagaimana pengamen itu bernyanyi atau berapa lagu yang dinyanyikan, mereka tetap memberi duit. Karena itu terhitung dengan berbuat baik / berbagi pada yang kurang mampu.
Banyaknya kebutuhan dan tuntutan hidup di Ibu Kota membuat manusia dituntut untuk lebih kreatif dan produktif dalam mencari atau menciptakan lapangan pekerjaan. Dan sebagai Musisi Jalanan ini adalah salah satu bentuk profesi yang tercipta dengan kekreatifitasan.
Tidak ada istilah malas, tidak ada lapangan pekerjaan, menganggur, meminta-minta, selama masih punya pikiran dan niat, banyak hal yang dapat dilakukan dan menghasilkan duit. Bernyanyi, bermain alat musik, menyalurkan hobby, mendapat penghasilan yang halal, itulah Musisi Jalanan.

No comments:

Post a Comment