Paris terkenal sebagai sebuah kota yang indah dengan kemegahan bangunan-bangunan beraksitektur khas kerajaan Perancis zaman dulu, menghadirkan nuansa romantisme di kota. Di tambah lagi taburan cahaya lampu kota. Namun tenyata di bawah jalanan kota Paris tersebut terdapat terowongan sepanjang 200 mil yang di dalamnya menyimpan banyak cerita masa lalu.
Suasana bangunan ruang bawah tanah Paris seakan “menceritakan” kembali bagaimana kehidupan Paris di abad ke-12 silam. Terowongan tambang batu kapur sepanjang lebih dari 200 meter juga menjadi lokasi dimakamkannya orang mati dari akhir tahun 1700-an sampai pertengahan tahun 1800-an.
Penambangan paling dalam terletak di bawah pusat kota Paris. Kini, lebar terowongan telah diperlebar sehingga lorong menjadi lebih lebar dan memiliki ruangan yang luas hingga ke dekat pinggiran Kota Paris.
Terowongan tertua dan paling luas ini tertera di peta abad 14 dan 15. Setelah beberapa bangunan runtuh ke dalam rongga bawah tanah dan terlupakan di abad 18, kota ini mulai memetakan dan memperkuat kembali tambang tua. Terowongan ini pula menjadi pertanda akhir abad ke-18 dengan adanya tangga keluar dari terowongan tersebut.
Beberapa aspek yang paling menarik dari bawah tanah Paris adalah adanya boneyards tua. Pada abad ke-18, pemakaman katolik di permukaan terlalu penuh, sehingga terowongan tambang ini dijadikan menjadi lokasi diletakkannya orang-orang mati. Keberadaan kepala tengkorak di terowongan ini, menandakan pintu masuk ke salah satu osuarium, yang dinamakan Cimetière de Montrouge.
Selama abad 18 dan 19, sisa-sisa lebih dari enam juta orang “disetorkan” ke terowongan ini. Banyaknya osuarium ini sekitar tiga kali penduduk yang hidup di Paris saat ini.
Sejak tahun 1950-an, terowongan bawah tanah dekat pusat kota Paris ini menjadi area berkumpulnya para Katafil, yaitu sekelompok pemuda Paris yang menyenangi kehidupan di balik lorong tersebut.
No comments:
Post a Comment